Membuat design brosur bukan hanya mengandalkan kecakapan desainer dalam menggambar atau membuat ilustrasi saja. Lebih dari pada itu, membuat design brosur haruslah sesuai dengan kaidah warna, komposisi, jenis tipografi bahkan pemilihan kata yang tepat.
Tujuan dari brosur adalah memberikan informasi secara lengkap dalam selembar kertas. Hasil cetak brosur biasanya berfungsi sebagai media promosi jasa atau produk. Banyak desainer atau marketer pemula hanya membuat design brosur yang dirasa menarik tanpa memperhatikan poin-poin diatas, sehingga sering terjadi kesalahan design brosur. Agar brosur yang Anda buat bagus dan memuat informasi yang Anda butuhkan, berikut 5 kesalahan design brosur yang perlu Anda hindari.
1. Terlalu Banyak Warna
Pemilihan warna menjadi satu hal yang penting dalam design brosur. Tujuan utama pemilihan warna adalah mempertegas kesan dan memperjelas isi brosur. Brosur sebagai media promosi tentunya harus memiliki tema warna yang sesuai dengan produk, jasa atau penyedia produk dan jasa tersebut. Contohnya seperti brosur layanan BPJS yang selalu menggunakan warna hijau atau biru. Selain disesuaikan dengan logo BPJS, warna hijau dan biru juga memberi kesan segar dan kalem.
Kesalahan yang biasa terjadi adalah terlalu banyak memilih warna. Sehingga pembaca merasa tidak nyaman untuk membaca terlalu lama sebuah brosur. Kesalahan ini juga bisa terjadi jika Anda mengombinasikan warna-warna yang terlalu kontras seperti tulisan berwarna orange dengan background berwarna ungu.
2. Hirarki Informasi Asal-asalan
Maksud dari hirarki informasi adalah penulisan informasi dari yang paling penting (headline) hingga inti sebuah brosur. Mudahnya, Anda akan melihat headline ditampilkan paling atas dengan huruf paling besar dan paling tebal. Lalu untuk informasi narahubung atau contact person akan ditaruh pada bagian paling bawah tetapi dengan ketebalan tertentu sehingga lebih terlihat daripada paragraf biasa.
Hirarki informasi yang sering dilupakan adalah penempatan group poin-poin yang sama tetapi ditampilkan dengan jenis huruf, ketebalan bahkan ukuran yang berbeda. Hal ini mengakibatkan pembaca kesulitan menemukan alur membaca yang tepat. Contoh kesalahan lain adalah ketika kata kunci seperti promo, diskon, fitur baru dibuat setara dengan headline. Perlu diingat bahwa headline menduduki hirarki tertinggi yang wajib mewujudkan kedekatan dengan pembaca, sedangkan promo, diskon, fitur tetap menjadi pendukung.
3. Layout Berantakan
Layout yang baik dapat membantu pembaca menemukan poin penting tanpa terganggu informasi lain. Tetapi layout yang buruk justru akan membuat pembaca lelah dalam memahami informasi yang tersedia.
Umumnya layout berantakan dikarenakan desainer tidak menggunakan garis bantu saat membuat desain. Contoh-contoh kesalahan layout adalah sebagai berikut:
- Tidak memberikan garis tepi pada brosur
- Melupakan adanya lipatan brosur
- Tidak memberi margin atau jarak antar objek
- Melupakan kerapatan huruf pada tulisan
- Melupakan line spacing pada tulisan
Dari 5 contoh layout berantakan diatas, Anda dapat melakukan pencegahan dengan terlebih dahulu melakukan riset kecil layout brosur yang telah tertata rapi. Anda dapat mencarinya melalui Pinterest ataupun Canva.
4. Ilustrasi yang Buruk
Ilustrasi merupakan poin penting yang bisa ditonjolkan dalam sebuah brosur. Melalui ilustrasi yang bagus, pembaca akan betah melihat brosur Anda dan waktu membaca brosur pun menjadi semakin lama. Tetapi sebaliknya, jika ilustrasi justru terlihat tidak menyatu dengan background, maka pembaca tidak akan tertarik mengambil brosur Anda. Ingatlah bahwa selain dari segi keindahan ilustrasi juga harus mendukung tujuan dari brosur.
Seringkali gambar hanya dijadikan sebagai pelengkap, sehingga pembaca tidak ditampakkan secara visual keunggulan maupun fitur utama dari produk. Contohnya jika brosur sebuah perumahan hanya menampilkan fasad rumah tanpa menampilkan denah dalam rumah akan mengurangi ketertarikan pembaca. Contoh lain jika brosur vaksinasi covid19 justru menampilkan jarum suntik akan membuat pembaca ketakutan, tetapi jika diganti dengan foto perawat yang ramah akan semakin menambah minat pembaca.
5. Kesalahan Cetak
Kesalahan design brosur terakhir yang paling sering terjadi adalah kesalahan saat mencetak. Salah menentukan ukuran kertas menyebabkan poin penting terpotong atau bahkan menyisakan bagian putih pada brosur, salah menentukan format file sebelum mencetak sehingga warna yang keluar tidak sesuai layar monitor, salah dalam penulisan atau typo, serta gagal memahami bahan kertas sehingga hasil tidak maksimal.
Baca juga: Ukuran Brosur yang Sering Digunakan untuk Hasil Maksimal
Beberapa kesalah cetak diatas sebetulnya dapat dihindari dengan melakukan diskusi terlebih dahulu dengan percetakan hingga melakukan survey bahan. Melalui perencanaan dan diskusi yang baik, desainer brosur dapat memaksimalkan hasil karyanya. Kesalahan cetak juga bisa dihindari dengan melakukan kroscek terhadap file design brosur dan meminta contoh cetakan dari design brosur Anda.
Berikut 5 kesalahan design brosur yang sering ditemukan. Apakah Anda pernah mengalami salah satu dari kesalahan diatas? Ingatlah bahwa pengalaman adalah guru terbaik dalam proses belajar. Cermati betul-betul 5 kesalahan design brosur di atas sehingga Anda bisa menghindarinya dengan mudah di kemudian hari.